Welcome To Blog AL Muges

AL Muges Blog

02 Juli 2017

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

0 komentar
Oleh : Albar Muges

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

Jika kampus adalah tempatnya aktivis
Kenapa tak ditemukan jiwa yang kritis
Jika kampus adalah tempatnya akademisi
Kenapa mereka tak mau dikritisi

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

Mahasiswa dibuat seperti pembantu rumah tangga
Tak boleh mengkritik karena mereka adalah majikan kita
Mahasiswa dibuat seperti orang yang berakhlak
Supaya mendapat nilai yang baik walaupun nyontek

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

Mahasiswa di paksakan berpakaian rapih
Padahal banyak yang tak mampu untuk membeli
Mahasiswa dipaksa seragam
Maka tak heran bangsa ini menjadi suram

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

Dulu, kampus menjadi basis perlawanan
Terus berteriak untuk sebuah kebenaran
Wahai wahasiswa, ini seruan untuk terus berfikir
Itu syarat mutlak yang tak dapat ditawar

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

Kampus bukan lagi lembaga pembebasan dan pencerahan
Kini kampus sudah seperti penjara dimana angkara murka menjadi tuan

Kampus telah berubah wajahnya menjadi lembaga yang mencari laba
Melahirkan sarjana yang mengingkari etika

Kampus Memang Ibunya Para Penjahat

Kerjanya mencetak penjahat-penjahat kelas kakap
Membuat rakyat tak bisa banyak berharap
Merubah format lembaga pendidikan menjadi orientasi profit
Yaah, kampus memang ibunya para penjahat

25 Juni 2017

BEM Universitas dan Sosok Seorang Yogi Setiawan

1 komentar
Oleh  : Albar Muges
Salam Perjuangan...!!!



"BEM itu bukan BEM saya, bukan BEM kamu, bukan BEM mereka, tapi BEM kita semua." Hidup ini tidak semakin memudah. Itu sebabnya kita harus menjadi lebih cerdas dalam memilih orang yang tepat untuk bisa memecahkan problem yang terjadi hari ini. Pendidikan itu penting, dan pekerjaan itu jalan rezeki. Marilah kita ikhlas memampukan diri. Jangan lagi mengeluh. Jangan suka membesarkan rasa pesimis. Memang upaya tidak menjamin perbaikan hidup, tapi tidak ada perbaikan hidup yang bisa dicapai tanpa upaya.

Kekuatan ide dan inspirasi mampu mengalahkan uang dan publikasi konvensional. Saya yakin itu dengan sepenuh hati. Seorang Yogi Setiawan memberikan banyak inspirasi untuk bergerak. Saat ini, BEM Unindra membutuhkan pemimpin yang mampu menggerakan. Pemimpin yang mampu memberikan inspirasi untuk bergerak bersama-sama memberikan solusi atas masalah yang terjadi pada kampus ini. Bukan seorang manusia super power yang bisa menyelesaikan masalah dari sekian banyaknya masalah yang terjadi saat ini.

Seperti yang sering disampaikan Anies Baswedan, “Kesalahan sekarang adalah menganggap masalah yang terjadi bukan sebagai masalah dirinya. Masalah bangsa Indonesia dianggap sebagai masalah orang lain”. Hal yang sangat mendasar dalam kehidupan bangsa ini adalah rasa memiliki. Ketika masalah dianggap sebagai masalah orang lain, maka kepedulian kita akan berkurang. Tetapi saat masalah dianggap sebagai masalah sendiri, maka sekuat tenaga kita akan bergerak menyelesaikannya. Bayangkan jika seorang pemimpin harus menyelesaikan semua masalah bangsa ini, siapapun tak ada yang akan sanggup menyelesaikannya sendirian. “Turun tangan, bukan urun angan” kata Anies Baswedan dalam setiap diskusinya. Kata yang tepat untuk mengajak semua lapisan pemuda Indonesia agar turut ambil bagian dalam setiap masalah dan menjadi pribadi-pribadi yang mampu menjadi inspirator kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai mahasiswa, sudah barang tentu kita dituntut untuk kembali menghadirkan suasana kebihnekaan dalam kampus. Melihat  kondisi BEM hari ini, tentu dibutuhkan pemimpin baru yang mampu memahami hakikat sosial origins dari bangsa ini, pemimpin yang tidak sekedar mengakui dirinya sebagai mahasiswa, tapi pemimpin yang bisa menjadi representasi dari  esensi Sumpah Pemuda.

Kondisi BEM hari ini sebetulnya sedang berada dalam satu keadaan yang mahasiswanya terombang-ambing, sehingga sering kali muncul permasalahan antar mahasiswa yang itu justru menghina esensi dari Sumpah Pemuda. Oleh sebabnya mindset tentang multikulturalisme harus  terus dihidupkan di kalangan mahasiswa supaya aura dari sosial origins dari bangsa ini kembali harum.

Pemimpin yang menginspirasi adalah pemimpin yang menggerakan untuk bersama-sama menjadi bagian dari solusi atas masalah kampus ini. Seperti halnya Barack Obama yang hadir dengan ide-ide segar kebangsaan, saya melihat inspirasi itu justru hadir lewat sosok seorang Yogi Setiawan. Tidak salah jika saya katakan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) membutuhkan sosok pemimpin yang menginspirasi perubahan seperti Yogi setiawan. Inilah saatnya kita semua menjadi bagian dari perubahan. Soekarno dan Hatta dua orang proklamator sudah mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergerak bersama-sama mengisi kemerdekaan.

15 Mei 2017

Menentukan Masa Depan LPM Progress

3 komentar
Oleh : Albar Muges

            Dalam berorganisasi kita diingatkan supaya tetap memiliki komitmen, tak kehilangan rasa memiliki, bersedia jadi pilar adiluhung kesatuan atau selalu menyala jiwa kepedulian. Meminjam kata penyair kenamaan A. Ayauqy Beq “Arsitek masyarakat berkeringat harum”. Artinya pelaku-pelaku sejarah yang punya jiwa kejuangan tinggi untuk rela berkorban demi kepentingan tanah air dan bangsa yang dibelanya.

            Terlihat dalam tubuh organisasi, anggota memiliki fungsi tersendiri yaitu : sebagai tenaga pengerak organisasi, sebagai calon pimpinan, dan sebagai benteng organisasi. Secara kualitatif, anggota mempunyai mutu, kesangupan bekerja dan berkorban lebih besar. Anggota itu adalah inti, anggota merupakan benteng dari “serangan” luar serta penyelewengan dari dalam. Kedalam tubuh organisasi, angggota adalah tenaga penggerak organisasi yang memahami sepenuhnya dasar dan ideologi perjuangan. Ia mampu melaksanakan program perjuangan secara konsekuen di setiap waktu, situasi dan tempat. Terbawa oleh fungsinya itu untuk menjadi angggota organisasi yang berkualitas, anggota harus menjalani pendidikan, latihan dan praktikum. Pendidikan anggota harus dilaksanakan secara terus menerus, rapi terencana dan teratur. Pengertian anggota adalah tulang pungung organisasi, pelopor, pengerak, pelaksana.

Kuantitas dan kualitas tidaklah bertolak belakang, bahkan idealnya balance. Namun, realitas dalam wajah suram LPM Progress memperlihatkan bahwa aktivitas selama ini lebih condong pada seberapa banyak kegiatan atau kader yang berhasil dibuat/dicetak, bukan bagaimana mutu atau outputnya. Sekaranglah saatnya untuk meninggalkan sikap mental seperti itu, pengalaman membuat berbagai program kegiatan sudah matang, tinggal bagaimana kita memoles dan mengembangkan yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih bernilai guna, serta membuat yang baru dengan kualitas yang lebih baik, meskipun secara kuantitatif sedikit.


LPM Progress sudah overload, itulah mungkin kata yang tepat mendeskripsikan kondisi LPM Progress kini. Banyaknya kader tidak menjamin LPM Progress besar secara kulitatif. Banyaknya program kegiatan yang tidak jelas outputnya hanya membuang biaya dan tenaga, cenderung berorientasi pada program pengurus bukannya orientasi kebutuhan. Sebetulnya LPM Progress memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari segi pendanaan, fasilitas yang dimiliki atau bisa dipinjam, resources anggotanya, dll, tinggal bagaimana meracik itu semua untuk mengarah pada segala aktivitas yang berorientasi pada peningkatan kualitas anggota dan organisasinya.

Peran dan Masa Depan BEM Unindra

1 komentar
Oleh : Albar Muges


Peran organisasi mahasiswa amatlah penting dalam rangka pembangunan bangsa dan negara, karena memiliki peran strategis sebagai pelopor perubahan sosial, ekonomi dan politik. Demi kemajuan bangsa dan negara dalam melakukan terobosan-terobosan sikap kritis dan progresif seorang mahasiswa sangat diharapkan.

Peranan BEM, baik dalam dimensi kemahasiswaan, keummatan maupun kebangsaan, seolah tidak mempunyai arti yang cukup significant. Anggota BEM sudah terjebak pada rutinitas aktifitas organisasi yang mengarah pada “kejumudan” gerakan. BEM hanya mampu bernostalgia dengan kejayaannya, tanpa mampu melakukan suatu gebrakan baru yang mampu melebihi kesuksesan angkatan senior kita terdahulu.

Sekarang ini, kita mesti berpikir lebih cerdas dan bekerja lebih keras untuk membuat babak baru bagi BEM yang jauh lebih baik dari masa lalu. Kondisi umum dalam dunia kemahasiswaan, keummatan dan kebangsaan sekarang ini jauh lebih kompleks dibanding pada masa para pendahulu, sehingga aktifitas BEM zaman sebelumnya janganlah dijadikan acuan pokok, apalagi dianggap mengikat dan baku. Kejayaan BEM dahulu memang masih tetap harus dijadikan cerminan oleh kita, agar mampu memproyeksikannya pada masa kini dan ke depan. Namun tentunya kondisi yang sudah jauh berubah dan sangat berbeda, saat ini membutuhkan strategi dan taktik yang jauh lebih realistis-rasional dan menjamin kebutuhan dasar dari para angggota BEM.

Kejumudan aktifitas BEM barangkali disebabkan oleh banyak hal, namun saya melihat beberapa faktor yang perlu dijadikan perhatian, sekaligus prioritas perubahan perilaku organisasi dan pribadi, agar mampu memecah kebekuan yang dirasakan sudah mempersempit ruang gerak BEM. Prasyarat utama dari perubahan ini adalah adanya political will dari para pengurusnya terutama dalam membuat sistem baru yang lebih adaptif dengan keadaan internal dan eksternal BEM, dan tersedianya kualitas SDM para anggota BEM yang memikul tanggungjawab serta akan berperan aktif dalam menjalankan program perubahan tersebut.

Dari arus perubahan yang berjalan hingga saat ini, yaitu kenyataan bahwa perjalanan program perubahan BEM, belum menemukan titik terang. Jika kita cermati, seolah-olah arus perubahan yang bergulir dalam waktu yang relatif panjang ini hanyalah kesia-siaan belaka. Pengorbanan dan kristalisasi keringat dan waktu yang terbuang hanya menjadi “tumbal” dalam mengawal program perubahan menuju gerbang kejayaan yang dapat dinikmati oleh seluruh mahasiswa.

Kejumudan biasanya lebih banyak disebabkan oleh sikap-sikap taklid buta yang tanpa disadari merasuki pikiran dan perasaan kita, sehingga memunculkan suatu sikap yang enggan untuk berbeda atau berubah. Aktifitas organisasi bukanlah aqidah agama, maka berbeda atau berubah merupakan suatu keharusan agar kita mampu survival dalam kancah gerakan.

Sikap konservatifisme yang selalu membayangi anggota BEM biasanya juga disebabkan oleh campur tangan orang lain yang selalu menjadi bayang-bayang para anggota BEM dalam setiap aktifitasnya. Oleh karena itu, mencoba untuk keluar dari situasi seperti itu merupakan langkah awal bagi terwujudnya perubahan. Mentalitas progressif revolusioner sangatlah penting artinya untuk suatu perubahan dan perombakan mendasar, karenanya dibutuhkan keberanian dan kematangan untuk melangkahkan kaki menuju perubahan. Sikap seperti itu akan sangat berkorelasi dengan perkembangan intern dan ekstern BEM, sehingga melahirkan aktifitas yang sesuai dengan perkembangan kekinian.

08 Maret 2017

Kilmury : Negeri Adat yang Terlupakan

1 komentar


#SaveKilmury

Kilmury merupakan salah satu kecamatan/negeri adat di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku yang di mekarkan sebagai daerah yang otonom untuk menjawab kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. Ketika kabupaten Seram Bagian Timur di mekarkan pada tahun 2003, Kilmury masih di bawah pemerintahan kecamatan Seram Timur (Kota Geser) dan segala macam kebutuhan masyarakat Kilmury baik pendidikan, kesehatan, ekonomi, lapangan pekerjaan dan lain-lain masih terfokus di kecamatan Seram Timur (Geser). Akses masyarakat Kilmury ke Geser hanya menggunakan transportasi laut berupa perahu motor (ketinting), ini lah kendaraan yang selalu digunakan oleh masyarakat Kilmury dari dulu sampai sekarang.

Masyarakat Kilmury yang terdiri dari 26 dusun ini dari dulu sampai sekarang tidak pernah merasakan manisnya pembangunan baik jalan, listrik, jaringan telekomunikasi, pendidikan, kesehatan, lapangan pekerjaan serta pengembangan ekonomi masyarakat lainnya. Kecematan yang besar dengan keterbatasan akses jalan membuat masyarakat Kilmury hanya menggunakan akses jalan di bibir pantai sehingga ketika pasang air naik masyarakat tidak bisa lagi menyebrang karena beberapa perbatasan desa ada kali besar yang panjangnya - + 50-60 meter dengan kedalaman yang cukup membuat masyarakat Kilmury terkendala dalam menyebrang. Hal lain seperti PLN, Kilmury ketika malam hari gelap seakan tidak ada kehidupan disana, mereka tidak pernah menikmati cahaya lampu dari Indonesia merdeka hingga saat ini.

Pada kondisi kesehatan juga miris karena yang di bangun baru puskut satu tingkat di bawa puskesmas dengan tenaga medisnya cuma satu orang ditambah dengan peralatan medisnya yang terbatas membuat siapa pun yang bertugas disana tidak akan lama sehingga membuat mereka jarang ke tempat tugasnya. Selain dari akses yang jauh, disana juga tidak ada jaringan telekomunikasi membuat siapa pun yang bertugas disana tidak akan betah. Kondisi pendidikan di Kilmury cukup memprihatinkan karena kecamatan yang besar hanya memiliki 1 SMA, 5 sekolah SD dan 2 sekolah SMP dengan jumlah guru yang aktif hanya 2-3 orang, selebihnya tidak bisa bertahan karena kondisi yang begitu terisolir.

Kilmury menangis sejak 72 tahun lamanya tapi tidak ada yang mau memperdulikan, semua orang bungkam seribu bahasa dan Kilmury sudah lama hidup tanpa negara. Wilayah yang masih jauh terbelakang dan butuh perhatian pemerintah. Hari ini, Kilmury tanpa jalan penghubung antar desa dan kecematan, tanpa sarana listrik, tanpa sarana telekomunikasi dan tanpa sarana pelabuhun. Hari ini juga, atas nama keadilan pembangunan pemuda Kilmury lantang menyuarakan.

1.      Percepatan pembangunan jalan penghubung antar desa dan kecamatan
2.      Percepatan pemasangan sistem jaringan listrik di seluruh desa kecamatan Kilmury
3.      Percepatan pembangunan jaringan sistem komunikasi celuler
4.      Percepatan pembangunan pelabuhan di desa Undur/Kilmury dan
5.      Penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan.


Pembangunan vital ini sebagai bagian dari tindakan lanjut pelaksanaan pembangunan Indonesia secara merata (adil) guna terciptanya taraf hidup masyarakat Kilmury (Indonesia) yang sejahtera berkelanjutan.
 

Welcome To Blog AL Muges Design by Insight © 2009